Perawatanbeton yang baik akan sangat mempengaruhi sifat beton 3. Keselamatan kerja, kebutuhan bahan, dan alat harus diperhatikan dalam pelaksanaan praktek beton 4. Pada waktu pengecoran beton harus dilakukan dengan hati-hati agar hasilnya sesuai dengan apa yang kita harapkan 5. Pada waktu pembuatan begel harus dilakukan dengan baik dan benar
Analisa Harga Satuan Kolom Praktis per m3 – Pada suatu konstruksi bangunan, terdapat komponen-komponen penting yang berperan sebagai penyangga dari struktur bangunan. Komponen-komponen yang dimaksud disebut dengan kolom. Kolom sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu kolom utama dan kolom praktis. Apa itu kolom utama dan kolom praktis? Simak penjelasan analisa harga satuan kolom praktis per m3 . Pengertian Kolom Kolom bangunan merupakan salah satu komponen pembentuk struktur bangunan yang berperan sebagai penyangga beban dan mempertahankan kestabilan bangunan. Kolom bangunan ini berupa batang vertikal atau tiang yang terbuat dari material campuran besi dan beton. Hal ini dikarenakan campuran tersebut mampu menahan gaya tarik atau tekanan dari struktur bangunan. Kolom yang digunakan pada bangunan sederhana terdiri dari dua jenis, yaitu kolom utama dan kolom praktis. Kedua jenis kolom ini memiliki peran penting bagi ketahanan struktur bangunan dan saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Beban dari sebuah bangunan dimulai dari atap yang kemudian beban tersebut diteruskan dan diterima ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom akan diteruskan ke pondasi dan didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Oleh karena itu, pondasi harus dalam kondisi kuat, terutama pada konstruksi bangunan bertingkat. Selain itu, kedalaman tanah kerasnya harus diperiksa ketahanannya agar apabila terjadi gempa atau tanah ambles, bangunan tidak mudah roboh. Sehingga dapat disimpulkan, bangunan akan aman dari risiko kerusakan apabila besar dan jenis pondasi yang digunakan sesuai dengan perhitungan. Selain itu, kondisi tanah juga perlu diperhatikan agar tanah tersebut benar-benar mampu menerima seluruh beban dari pondasi. Kolom Utama Kolom utama merupakan salah satu jenis kolom yang berfungsi sebagai penyanggah beban utama yang berada di atasnya. Fungsi utama dari kolom utama yaitu menopang balok dan lantai bangunan dan dipasang dengan jarak 3,5 meter untuk menopang lantai yang tidak begitu besar. Kolom ini berperan sangat penting, karena jika tidak adanya kolom ini, bangunan akan berisiko roboh. Ukuran Kolom Utama Ukuran dari kolom utama cenderung besar dan panjang, dan biasanya ditempatkan di dalam pondasi. Untuk rumah atau tempat tinggal berlantai dua, biasanya memakai ukuran 20/20 cm, besi beton berdiameter 12 mm 8 buah, dan begel diameter 8 cm dengan jarak 10 cm. Ukuran kolom utama sendiri perlu disesuaikan dengan ukuran dan jenis bangunan itu sendiri. Jarak Antara Kolom Utama Jarak ideal antara kolom utama yaitu 3,5 meter dan perlu diperhatikan agar dimensi balok tidak terlalu besar untuk menopang lantai. Kolom Praktis Kolom praktis merupakan kolom yang berfungsi membantu kolom utama. Pemasangan komponen kolom praktis ini berada di dalam dinding sehingga tidak terlihat ke luar. Selain itu, pemasangan kolom praktis juga dilakukan pada pojok ruangan. Hal ini dikarenakan pojok ruangan merupakan titik sambungan yang sangat rawan sehingga perlu pemasangan kolom agar ruangan tetap kokoh. Untuk menopang beban balok, kolom ini dipasang secara horizontal dan ditempatkan di antara dinding-dinding balok. Kolom praktis ini ditempatkan dari lantai bawah hingga lantai atas dan tidak boleh dipindahkan karena dapat menghilangkan keseimbangan pada struktur rangkanya. Ukuran Kolom Praktis Ukuran kolom praktis yang biasa digunakan yaitu ukuran 10/10 cm hingga 15/15 cm. Dengan menggunakan 4 besi beton berdiameter 10 mm dan begel berdiameter 8 cm dengan jarak 20 cm. Pemasangan kolom praktis semakin ke atas akan semakin mengecil karena ukuran kolom ini menyesuaikan dengan beban dan ukuran bangunan itu sendiri. Jarak Antara Kolom Praktis yang Ideal Pada umumnya, jarak standar bangunan dari pemasangan kolom praktis berkisar 3 meter sampai 4 meter atau pada setiap sudut pertemuan antar batu bata. Jarak kolom praktis juga harus menyesuaikan dengan ukuran dan jenis bangunan itu sendiri. Pembuatan Kolom Praktis untuk Bangunan Pada umumnya, pembuatan kolom praktis hampir sama dengan pembuatan struktur bangunan lainnya. Yang membedakan yaitu penggunaan jenis bekisting dalam proses pembangunan. Bekisting merupakan cetakan yang digunakan selama proses penuangan sebagai penahan beton. Sebelum memasuki proses pengecoran, kolom struktur dipasang pada empat sisi bangunan. Lalu setelah beton mengeras, dilanjutkan dengan proses pemasangan dinding. Namun, ada pula yang memasang dinding terlebih dahulu sebelum proses pengecoran kolom praktis. Tujuannya agar dapat efisiensi waktu serta proses pembangunan. Salah satu material yang biasa digunakan sebagai kolom praktis pada dinding yang menggunakan material bata yaitu beton bertulang. Sedangkan pada dinding yang menggunakan material kayu menggunakan kayu batangan ukuran 8Γ—8 cm sebagai pembentukan kolom praktis. Analisa Harga Pekerjaan Kolom Praktis Setelah mengetahui informasi dasar seputar kolom praktis dalam bangunan, ada baiknya anda perlu mengetahui analisa harga pekerjaan kolom praktis. Pada umumnya, material yang digunakan sebagai kolom praktis adalah beton bertulang. Pada artikel ini kami akan menggunakan analisa harga pekerjaan kolom praktis berukuran 15Γ—15 cm pada pekerjaan beton bertulang dengan spesi beton campuran 123, yang biasanya digunakan pada pengerjaan bangunan sederhana. Baca Juga Analisa Pemasangan Bata Merah Per Meter 1. Menghitung Volume Kolom Praktis 15/15 cm Sebelum menghitung rencana anggaran biaya penggunaan kolom praktis 15/15 cm, langkah awal yang perlu Anda lakukan adalah menghitung terlebih dahulu volume kolom praktis 15/15 cm. Sebagai contoh, kali ini kami akan menghitung volume kolom praktis 15/15 cm, dengan menggunakan 19 buah kolom dan tinggi sebesar 3,80 m. Sehingga dapat diketahui Panjang kolom = 15 cm = 0,15 m Lebar kolom = 15 cm = 0,15 m Tinggi kolom = 3,80 m Jumlah kolom = 19 bh Perhitungan Volume kolom = panjang kolom x lebar kolom x tinggi kolom x jumlah kolom = 0,15 m x 0,15 m x 3,80 m x 19 bh = 1,62 m3 2. Analisa Harga Pekerjaan Beton per m3 Langkah selanjutnya adalah Anda perlu mengetahui analisa harga satuan pekerjaan beton camp 123 per m3. Berikut ini dapat Anda lihat pada tabel di bawah ini. Keterangan Koef. Satuan Harga satuan Rp Jumlah Rp Material Semen Portland 232 kg Pasir Cor 0,5200 m3 Kerikil 0,7800 m3 Jenis Pekerja Pekerja 1,6500 OH Mandor 0,080 OH Tukang 0,250 OH Kepala Tukang 0,250 OH Total Berdasarkan tabel perhitungan tersebut total harga satuan dalam pekerjaan beton camp 123 per m3 sebesar Baca Juga Harga Batu Batako Dan Bata Merah Terbaru 3. Pekerjaan Pembesian per Kg Langkah selanjutnya adalah Anda perlu mengetahui analisa harga satuan pekerjaan pembesian per kg. Berikut ini dapat Anda lihat pada tabel di bawah ini. Keterangan Koef. Satuan Harga satuan Rp Jumlah Rp Material Besi Beton 1,050 kg Kawat Beton 0,0150 m3 329,61 Jenis Pekerja Pekerja 0,0070 OH 829,54 Mandor 0,0004 OH 59,91 Tukang Besi 0,0070 OH Kepala Tukang 0,0070 OH 110,33 Total Berdasarkan tabel perhitungan tersebut total harga satuan dalam pekerjaan pembesian per kg sebesar 4. Pekerjaan Bekisting Kolom per m2 Keterangan Koef. Satuan Harga satuan Rp Jumlah Rp Material Kayu Bekisting 0,0400 kg Paku 0,400 m3 Minyak Bekisting 0,2000 L 400,00 Plywood tebal 9mm 0,3500 lbr Dolken Kayu Galam Diameter 8-1 2,000 btg Jenis Pekerja Pekerja 0,6600 OH Mandor 0,0330 OH Tukang 0,3300 OH Kepala Tukang 0,3300 OH Total Berdasarkan tabel perhitungan tersebut total harga satuan dalam pekerjaan bekisting kolom per m2 sebesar 5. Rencana Anggaran Biaya Kolom 15/15 cm Setelah mengetahui volume kolom praktis 15/15 cm beserta harga satuan pekerjaannya, langkah selanjutnya yaitu menghitung rencana anggaran biaya kolom 15/15 cm. Berikut ini merupakan harga satuan pekerjaan beton bertulang dengan spesi beton campuran 123 per m3 berdasarkan acuan dari SNI. Keterangan Koef. Satuan Harga satuan Rp Jumlah Rp Pekerjaan Beton 1 m3 Pekerjaan Tulangan Besi/Pembesian 223,4074 kg Bekisting Kolom 6,7507 m2 Total Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui harga satuan pekerjaan beton bertulang spesi beton campuran 123 per m3 sebesar Sehingga dapat dihitung rencana anggaran biaya RAB yang dikeluarkan apabila menggunakan 19 buah kolom praktis, yaitu RAB = Volume kolom praktis 15/15 x Harga satuan pekerjaan per m3 = 1,62 m3 x = Jadi dapat anda ketahui, RAB yang dikeluarkan apabila menggunakan 19 buah kolom praktis sebesar Kesimpulan Demikian informasi mengenai kolom yang digunakan pada bangunan sederhana serta cara menghitung rencana anggaran biaya kolom praktis. Semoga artikel Analisa Harga Satuan Kolom ini dapat membantu anda dalam mencari referensi seputar kolom praktis untuk bangunan. Terima kasih telah membaca.
SheetPile Beton Type Datar. 3141003001-UDT-006208892. PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Metode Pelaksanaan pekerjaan Trotoar Dan Utilitas sesuai ketentuan pada Permen PUPR. Manual Handling Sheet Pile WIKA Beton. 3: Barang lainnya yang dapat diangkut, kecuali produk logam, mesin : dan perlengkapannya: Laporan Tugas Akhir Perencanaan Teknis Dan Kajian Earned Value Didip Dimas L2A 002 041 Proyek Bendung Susukan Kabupaten Magelang Reni Widyastuti L2A 005 098 VII-18 Pasangan a. Pasangan batu kali 1 Pc 4Ps Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah selesai. Volume pekerjaan = 564,69 m 3 Rencana waktu = 10 minggu 60 hari kerja Kebutuhan tenaga kerja m 3 = 1,0 tukang batu + 1,85 pekerja = 2,85 orang Kebutuhan tenaga kerja hari = 2,85 x 60 69 , 564 = 26,83orang Kebutuhan tenaga kerja selama 60 hari kerja = 26,83 x 60 = 1609,37 orang ~ 1610 orang b. Plesteran 1 Pc 3 Ps Volume pekerjaan = 264,66 m 3 Rencana waktu = 6 minggu 36 hari kerja Kebutuhan tenaga kerja m 3 = 0,2 tukang + 0,4 pekerja = 0,6 orang Kebutuhan tenaga kerja hari = 0,6 x 36 66 , 264 = 4,411 orang. Kebutuhan tenaga kerja selama 36 hari kerja = 4,411 x 36 = 158,8 orang ~ 159 orang c. Siaran 1 Pc 2 Ps Volume pekerjaan = 610,52 m 3 Rencana waktu = 9 minggu 54 hari kerja Kebutuhan tenaga kerja m 3 = 0,12 tukang batu + 0,36 pekerja = 0,48 orang Kebutuhan tenaga kerja hari = 0,48 x 54 52 , 610 = 5,43 orang Kebutuhan tenaga kerja selama 54 hari kerja = 5,43 x 54 = 293,05 orang ~ 293 orang d. Pekerjaan beton bertulang 1 Pc 2 Ps 3 Kr Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjan galian tanah selesai, yang dilanjutkan dengan pembuatan lantai kerja dengan campuran 1 Pc 2 Ps 3 Kr sesuai petunjuk Direksi. Kemudian dilanjutkan denagn pemasangan bekisting yang diteruskan dengan pemaangan anyaman besi tulangan, dengan jarak yang Laporan Tugas Akhir Perencanaan Teknis Dan Kajian Earned Value Didip Dimas L2A 002 041 Proyek Bendung Susukan Kabupaten Magelang Reni Widyastuti L2A 005 098 VII-19 disuaikan dengan gambar dilakukan pengecoran, diadakan pengecekan ulang apakah bekisting masih baik dan kuat serta dibuat sesuai gambar. Jarak antara besi dan bekisting diberi tahu beton dengan mutu yang sesuai dengan yang akan dicor. Setelah pengecekan dilakukan dan sesuai dengan ketentuan maka proses pengecoram dapat dilaksanakan.  Beton K-300 Volume pekerjaan = 0,47 m 3 Rencana waktu = 5 minggu 30 hari kerja Kebutuhan tenaga kerjam 3 yaitu 0,5 tukang, 1,5 pekerja, sehingga berjumlah 2 orang. Kebutuhan tenaga kerjahari = 2 x 30 47 , = 0,03 orang Kebutuhan tenaga kerja selama 30 hari kerja = 0,03 x 30 = 0,93 ~ 3 orang e. Pekerjaan pintu sorong Kebutuhan pintu sorong dan dalam proyek ini 2 buah yang dipesan ditempat lain. Pekerjaan pintu ini dimulai bersamaan dengan dimulainya pekerjaan dilapangan, mengingat pekerjaan ini dapat dilakukan di tempat lain sehingga setelah selasai dapat dingkut ke lokasi proyek dan dipasang pada tempatnya. Rencana pemasangan untuk 2 buah pintu selama 1 minggu 7 hari kerja dibutuhkan 3 orang tenaga kerjahari Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama 7 hari kerja = 3 x 7 = 21 orang f. Pembuatan peil skala bersangkutansampai di gudang pembeli 3 3 2 nilai analisa harga satuan pekerjaan tiang pancang beton baja, harga tiang pancang ukuran 40 x 40 hubungi wa, rizaldy berbagi data pondasi tiang pancang pile satuan pekerjaan tiang pancang beton baja, analisa pekerjaan sloof universitas semarang, harga tiang pancang januari 2021 list harga

ArticlePDF AvailableAbstractHasil analisa biaya pekerjaan beton bertulang pada kolom, balok, dan pelat lantai sesuai dengan analisa pihak kontraktor dengan menggunakan metoda Budgeted Cost of Work Performed didasarkan pada laporan harian proyek, estimasi pekerja dan alat yang digunakan sesuai dengan kondisi lapangan didapatkan Rp. Hasil perhitungan estimasi biaya pekerjaan beton bertulang pada kolom, balok, dan pelat lantai dengan menggunakan metoda AHSP SNI 2016 menggunakan software Microsoft Excel didapatkan sebesar Selisih biaya total pekerjaan beton bertulang pada kolom, balok, dan pelat lantai kedua metode ini adalah sebesar Penggunaan estimasi biaya pihak kontraktor dengan menggunakan metoda Budgeted Cost of Work Performed didapatkan hasil yang lebih rendah dari pada analisa AHSP SNI 2016. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Vol. 16 No. 2 Edisi Oktober 2019 ISSN Online 2655-2124 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Available online at Terakreditasi SINTAPeringkat 5 92 InformasiArtikel Diterima Redaksi 09-09-2019 Selesai Revisi 28-10-2019 Diterbitkan Online 31-10-2019 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Beton Bertulang Berdasarkan BCWP dan AHSP SNI 2016 Proyek Pembangunan Aeon Mixed Use Apartemen 3 Sentul City Bogor 1Monika Natalia, 2Fauna Adibroto, 3Desmon Hamid, 4Mafriyal Muluk, 5Rahma Dinna 1, 2, 3, 4, 5 Program Studi Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email monikanatalia75 fauna_adibroto desmon_hamid mafriyalmuluk60 rahmadinna19 Abstrak Hasil analisa biaya pekerjaan beton bertulang pada kolom, balok, dan pelat lantai sesuai dengan analisa pihak kontraktor dengan menggunakan metoda Budgeted Cost of Work Performed didasarkan pada laporan harian proyek, estimasi pekerja dan alat yang digunakan sesuai dengan kondisi lapangan didapatkan Rp. Hasil perhitungan estimasi biaya pekerjaan beton bertulang pada kolom, balok, dan pelat lantai dengan menggunakan metoda AHSP SNI 2016 menggunakan software Microsoft Excel didapatkan sebesar Selisih biaya total pekerjaan beton bertulang pada kolom, balok, dan pelat lantai kedua metode ini adalah sebesar Penggunaan estimasi biaya pihak kontraktor dengan menggunakan metoda Budgeted Cost of Work Performed didapatkan hasil yang lebih rendah dari pada analisa AHSP SNI 2016. Kata Kunci estimasi biaya, RAB Rencana Anggaran Biaya, AHSP SNI 2016, Budgeted Cost of Work Performed, harga satuan, beton bertulang. Β©2019 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Abstract The results of the analysis of the cost of reinforced concrete work on columns, beams, and slabs are in accordance with the analysis of the contractor using the Budgeted Cost of Work Performed method based on the project's daily report, estimation of workers and equipment used in accordance with field conditions. -. The results of the calculation of the estimated cost of reinforced concrete work on columns, beams, and floor slabs using the 2016 SNI AHSP method using Microsoft Excel software were obtained at Rp.. -. The difference in the total cost of reinforced concrete work on the columns, beams, and floor slabs of these two methods is The use of contractor cost estimates using the Budgeted Cost of Work Performed method has lower results than the 2016 SNI AHSP analysis. Keywords estimated costs, RAB Cost Budget Plan, SNI AHSP 2016, Budgeted Cost of Work Performed, unit price, reinforced concrete. 1. PENDAHULUAN Pekerjaan beton bertulang merupakan faktor penentu dari pembangunan suatu proyek gedung, dimana pada pekerjaan beton bertulang tersebut memiliki volume pekerjaan yang besar diantara pekerjaan yang lain. Untuk itu, selaku kontraktor yang akan mengikuti tender dan sedang membuat dokumen penawaran harus lebih detail dalam menganalisa harga satuan pekerjaan. Sehingga hasil perhitungan analisa harga satuan pekerjaan didapatkan lebih efektif dan efisien dengan harga yang rendah. Permasalahan yang selama ini sering kali dilihat bahwa kontraktor membuat analisa harga satuan pekerjaan mendekati dengan analisa Vol. 16 No. 2 Edisi Oktober 2019 ISSN Online 2655-2124 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Available online at Terakreditasi SINTAPeringkat 5 93 InformasiArtikel Diterima Redaksi 09-09-2019 Selesai Revisi 28-10-2019 Diterbitkan Online 31-10-2019 harga satuan pekerjaan pada SNI dan membuatnya dengan menggunakan Microsoft excel. Padahal dengan Microsoft project kontraktor bisa mendapatkan hasil yang efektif dan efisien seperti yang diinginkan dan juga berguna bagi penyedia jasa konstruksi lainnya. Indeks biaya atau koefisien berpengaruh terhadap besarnya harga satuan pekerjaan konstruksi. Analisa biaya yang saat ini digunakan mengacu pada indeks Analisa Harga Satuan Pekerjaan AHSP menurut SNI Standar Nasional Indonesia. Namun pada saat ini, kontraktor umumnya membuat harga penawaran berdasarkan indeks biaya yang tidak seluruhnya berpedoman pada analisa menurut SNI. Para kontraktor lebih cenderung menghitung harga satuan pekerjaan berdasarkan dengan indeks biaya mereka sendiri yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman terdahulu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan konstruksi, walaupun tidak terlepas dari analisa SNI.. 2. TINJAUAN PUSTAKA ESTIMASI BIAYA Perkiraan biaya atau estimasi biaya adalah seni memperkirakan the art of approximating kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia pada waktu itu Soeharto, 1997. RENCANA ANGGARAN BIAYA RAB Menurut Ibrahim 1993, yang dimaksud rencana anggaran biaya begrooting suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. ANALISA HARGA SATUAN Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan, upah kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan pekerja dan harga sewa/beli untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan konstruksi. Analisa harga satuan pekerjaan ini dipengaruhi oleh angka koefisien yang menunjukkan nilai satuan bahan/material, nilai satuan alat, dan nilai satuan upah tenaga kerja ataupun satuan pekerjaan yang dapat digunakan sebagai acuan/panduan untuk merencanakan suatu pekerjaan. BUDGETED COST OF WORK PERFORMED BCWP Budgeted Cost of Work Performed BCWP adalah jumlah nilai hasil pekerjaan yang telah diselesaikan untuk suatu pekerjaan dalam kurun waktu tertentu, didapat dari laporan prestasi mingguan Luthan & Syafriandi, 2006. Vol. 16 No. 2 Edisi Oktober 2019 ISSN Online 2655-2124 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Available online at Terakreditasi SINTAPeringkat 5 94 InformasiArtikel Diterima Redaksi 09-09-2019 Selesai Revisi 28-10-2019 Diterbitkan Online 31-10-2019 BETON BERTULANG Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. SNI 03-2847-2002, Pasal Sifat utama dari baja tulangan, yaitu sangat kuat terhadap beban tarik maupun beban tekan. 3. METODOLOGI PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah menganalisa harga satuan pekerjaan beton bertulang pada kolom, balok, dan pelat lantai pada proyek Aeon Mixed Use Project Phase II-Apartemen 3 Sentul City Bogor dengan menggunakan analisa pada proyek dan AHSP SNI 2016. Bagan alir kerja flowchart sebagai berikut. Identifikasi dan Pengumpulan Data Data - data yang diperoleh - Gambar proyek - RAB proyek - Daftar harga satuan pekerjaan - Software Microsoft Project - Literatur yang menunjang jurnal, text book, dll - Kurva S - Laporan harian & mingguan Analisa Software Microsoft Project Analisa Terhadap Harga satuan Bahan, Upah, dan Alat Analisa Terhadap - Unit Pekerjaan - Durasi Pekerjaan - Kapasitas Pekerjaan KOMPARASI - Bahan - Upah - Alat Vol. 16 No. 2 Edisi Oktober 2019 ISSN Online 2655-2124 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Available online at Terakreditasi SINTAPeringkat 5 95 InformasiArtikel Diterima Redaksi 09-09-2019 Selesai Revisi 28-10-2019 Diterbitkan Online 31-10-2019 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Pekerjaan Pembetonan Man Hour Pekerjaan Pembetonan Pekerjaan pembetonan kolom yang dilakukan 1 orang tukang pada tanggal 14 Agustus 2018 dapat menghasilkan volume beton sebesar 0,48 mΒ³ dalam waktu 55 menit. Time Factor = 55 menit60 menit = 0,92 jam tenaga kerja Maka man hour untuk 1 mΒ³ volume beton pada tanggal 14 Agustus 2018 Man hour = 0,920,48 = 1,93 jam tenaga kerja/mΒ³ Dari hasil perhitungan hari pengamatan yang berikutnya kemudian dihitung nilai rata-ratanya sehingga didapatkan nilai koefisien man day untuk pekerjaann pembetonan kolom sebesar 1,62 jam tenaga kerja/mΒ³. Man Day Pekerjaan Pembetonan Besarnya koefisien man day untuk 1 mΒ³ volume beton dalam waktu 7 jam dalam 1 hari kerja untuk jenis tenaga kerja tukang adalah sebagai berikut. Koefisien Man Day = Koefisien π‘€π‘Žπ‘› π»π‘œπ‘’π‘ŸJumlah jam kerja dalam 1 hari = 1,6237 jam = 0,232 Hasil perhitungan untuk tenaga kerja lain dapat dilihat pada tabel 1, pembetonan balok pada tabel 2, dan pembetonan pelat lantai pada tabel 3. Tabel 1. Koefisien Man Day Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Pembetonan Balok Tabel 3. Koefisien Man Day Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Pembetonan Pelat Lantai Pekerjaan Pembesian Man Hour Pekerjaan Pembesian Pekerjaan pembesian yang dilakukan 1 orang tukang pada tanggal 13 Agustus 2018 dapat menghasilkan 24,91 kg dalam waktu 50 menit. Jam tenaga kerja =50 menit60 menit Tabel 2. Koefisien Man Day tenaga kerja untuk pekerjaan pembetonan kolom Vol. 16 No. 2 Edisi Oktober 2019 ISSN Online 2655-2124 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Available online at Terakreditasi SINTAPeringkat 5 96 InformasiArtikel Diterima Redaksi 09-09-2019 Selesai Revisi 28-10-2019 Diterbitkan Online 31-10-2019 = 0,83 jam tenaga kerja Maka man hour untuk 1 kg volume besi kolom pada tanggal 13 Agustus 2018. man hour = 0,8324,91 = 0,033 jam tenaga kerja/kg Dari hasil perhitungan hari pengamatan berikutnya kemudian dihitung nilai rata-ratanya sehingga didapatkan nilai koefisien man hour untuk pekerjaan pembesian kolom sebesar 0,0337 jam tenaga kerja/kg. Man Day Pekerjaan Pembesian Besarnya koefisien man day untuk 1 kg volume besi dalam waktu 7 jam dalam 1 hari kerja untuk jenis tenaga kerja tukang adalah sebagai berikut Koefisien Man Day =Koefisien Man HourJumlah jam kerja dalam 1 hari =0,03377 π‘—π‘Žπ‘š = 0,0048 Hasil koefisien tenaga kerja lain dapat dilihat pada tabel 4, pembesian balok pada tabel 5, dan pembesian pelat lantai pada tabel 6. Tabel 4. Koefisien Man Day Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Pembesian Kolom Tabel 5. Koefisien Man Day Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Pembesian Balok Tabel 6. Koefisien Man Day Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Pembesian Pelat Lantai Pekerjaan Pembekistingan Man Hour Pekerjaan Pembekistingan Pekerjaan pembekistingan yang dilakukan 1 orang tukang pada tanggal 14 agustus 2018 dapat menghasilkan volume pembekistingan sebesar 1,40 mΒ² dalam waktu 55 menit. Jam tenaga kerja = 55 π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘60 π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘ = 0,92 jam tenaga kerja Maka man hour untuk 1mΒ² volume pembeskitingan pada tanggal 14 agustus 2018. Man hour = 0,920,70 = 1,31 jam tenaga kerja/mΒ² Dari hasil perhitungan hari pengamatan yang berikutnya kemudian dihitung nilai rata ratanya sehingga didapatkan nilai koefisien man day untuk pekerjaan pembekistingan kolom sebesar 1,26 jam tenaga kerja/mΒ². Man Day Pekerjaan Pembekistingan Besarnya koefisien man day untuk 1 mΒ² volume pembekistingan dalam waktu 7 jam Vol. 16 No. 2 Edisi Oktober 2019 ISSN Online 2655-2124 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Available online at Terakreditasi SINTAPeringkat 5 97 InformasiArtikel Diterima Redaksi 09-09-2019 Selesai Revisi 28-10-2019 Diterbitkan Online 31-10-2019 dalam I hari kerja untuk jam tenaga kerja tukang adalah sebagai berikut. Koefisien man day = πΎπ‘œπ‘’π‘“π‘–π‘ π‘–π‘’π‘› π‘šπ‘Žπ‘› β„Žπ‘œπ‘’π‘Ÿπ½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘—π‘Žπ‘š π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š 1 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘– = 1,267 π‘—π‘Žπ‘š = 0,18 Hasil perhitungan untuk jenis tenaga kerja lain dapat dilihat pada tabel 7, pembekistingan balok pada tabel 8, dan pembekistingan pelat lantai pada tabel 9. Tabel Man Day Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Pembeskitingan Kolom Tabel 8. Koefisien Man Day Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Pembeskitingan Balok Tabel 9 Koefisien Man Day Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Pembeskitingan Pelat Lantai Perhitungan Analisa Biaya Menggunakan Metoda BCWP Pada analisa kebutuhan biaya dengan menggunakan metoda Budgeted Cost of Work Performed BCWP adapun tahapan-tahapan pengerjaannya sebagai berikut ini 1. Penyusunan jadwal pekerjaan 2. Menentukan kebutuhan harga satuan bahan 3. Menyusun kolom tenaga kerja resource 4. Memasukkan tenaga kerja resource 5. Menghitung biaya proyek Dengan menggunakan metoda Budgeted Cost of Work Performed BCWP didapat total biaya sebesar Perhitungan Analisa Biaya Berdasarkan AHSP SNI 2016 Menentukan Volume Pekerjaan Dari hasil perhitungan pada gambar detail pekerjaan maka akan didapat volume pekerjaan dapat dilihat pada tabel 13. Menentukan Harga Satuan Pekerjaan Untuk dapat melakukan penelitian dibutuhkan data AHSP SNI 2016 dibutuhkan volume pekerjaan masing-masing pekerjaan meliputi pembetonan, pembesian, dan pembeskitingan yang didapat dari perhitungan berdasarkan gambar detail proyek. Selain itu dibutuhkan juga data harga satuan pekerjaan yang Vol. 16 No. 2 Edisi Oktober 2019 ISSN Online 2655-2124 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Available online at Terakreditasi SINTAPeringkat 5 98 InformasiArtikel Diterima Redaksi 09-09-2019 Selesai Revisi 28-10-2019 Diterbitkan Online 31-10-2019 sesuai dengan AHSP SNI 2016. Seperti contoh pada tabel 12. Tabel 12. Harga Satuan Pekerjaan Pembetonan Kolom FC 35 Mpa Biaya Umum dan Keuntungan 15% x sub Jumlah I+II+III Jumlah Harga = I+II+III+IV Total Cost Setelah didapatkan volume pekerjaan dan daftar analisa harga satuan pekerjaan maka akan didapat jumlah harga seperti yang terlihat pada tabel 13. Tabel Rencana Anggaran Biaya Vol. 16 No. 2 Edisi Oktober 2019 ISSN Online 2655-2124 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Available online at Terakreditasi SINTAPeringkat 5 99 InformasiArtikel Diterima Redaksi 09-09-2019 Selesai Revisi 28-10-2019 Diterbitkan Online 31-10-2019 Perbandingan estimasi biaya Dilihat dari beberapa bab sebelumnya tentang estimasi biaya dengan dua metode yaitu analisa pihak kontraktor dengan metoda BCWP dan AHSP SNI 2016 tampak beberapa perbedaan seperti kebutuhan bahan, tenaga kerja dan alat yang membedakan hasil perhitungan biaya dari kedua metoda tersebut pada tabel 14. Tabel Kebutuhan Biaya Kedua Metode Metode Analisa AHSP SNI 2016 Pembetonan Kolom FC 35' Mpa Pembetonan Balok FC' 35 Mpa Pembetonan Pelat lantai FC'35 Mpa Vol. 16 No. 2 Edisi Oktober 2019 ISSN Online 2655-2124 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Available online at Terakreditasi SINTAPeringkat 5 100 InformasiArtikel Diterima Redaksi 09-09-2019 Selesai Revisi 28-10-2019 Diterbitkan Online 31-10-2019 Pembeskitingan Pelat Lantai Rasio Perbandingan Man Day Rasio perbandingan man day pekerjaan pembetonan Perbandingan besarnya koefisien tenaga kerja untuk 1 mΒ³ pekerjaan pembetonan berdasarkan kondisi aktual dan analisa AHSP SNI 2016 dapat dilihat pada gambar 4. Berikut Rasio Perbandingan Man Day Pekerjaan Pembesian Perbandingan besarnya koefisien tenaga kerja untuk 10 kg pekerjaan pembesian berdasarkan kondisi aktual dan analisa AHSP SNI 2016 dapat dilihat pada gambar 5. Berikut kolom aktual balok aktual pelat lantai AHSP SNI kolom Aktual balok Aktual pelat lantai AHSP SNI 2016MANDORTUKANGPEKERJAGambar 4. Koefisien Man Day untuk 1 mΒ³ pekerjaan pembetonan Gambar 5. Koefisien Man Day untuk 10 kg pekerjaan pembesian Vol. 16 No. 2 Edisi Oktober 2019 ISSN Online 2655-2124 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Available online at Terakreditasi SINTAPeringkat 5 101 InformasiArtikel Diterima Redaksi 09-09-2019 Selesai Revisi 28-10-2019 Diterbitkan Online 31-10-2019 Rasio Perbandingan Man Day Pekerjaan Pembekistingan Perbandingan besarnya koefisien tenaga kerja untuk 1 mΒ² pekerjaan pembekistingan berdasarkan kondisi aktual dan analisa AHSP SNI 2016 dapat dilihat pada gambar 6. Berikut Rasio Persentase Harga Satuan Pekerjaan Dari perbandingan harga satuan pekerjaan yang didapatkan, maka presentase perbandingan antara kondisi di lapangan dengan analisa AHSP SNI 2016 untuk pekerjaan kolom dapat ditentukan sebagai berikut. Rasio Perbandingan = AHSP Aktualβˆ’AHSP SNI 2016AHSP SNI 2016 x 100% = βˆ’ x 100% = -9,08% Hasil perhitungan rasio presentase harga satuan pekerjaan untuk masing masing pekerjaan pembetonan, pembesian, dan pembekistingan dapat dilihat pada tabel 16. Berikut. Tabel 16. Rasio persentase harga satuan pekerjaan aktual dan AHSP SNI 2016 Pembetonan Kolom FC' 45 Mpa Pembetonan Balok FC' 35 Mpa Pembetonan Pelat lantai FC'35 Mpa Pembeskitingan Pelat Lantai 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa data yang diperoleh dari hasil pengamatan kolom Aktual balok Aktual pelat lantai AHSP SNI 2016MANDORTUKANGPEKERJAGambar 6. Koefisien Man Day untuk 1 mΒ² pekerjaan pembekistingan Vol. 16 No. 2 Edisi Oktober 2019 ISSN Online 2655-2124 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Available online at Terakreditasi SINTAPeringkat 5 102 InformasiArtikel Diterima Redaksi 09-09-2019 Selesai Revisi 28-10-2019 Diterbitkan Online 31-10-2019 lapangan dan hasil analisa data dari AHSP SNI 2016, koefisien tenaga kerja dilapangan lebih kecil di bandingkan dengan koefisien tenaga kerja AHSP SNI 2016. Rasio perbandingan harga satuan pekerjaan di lapangan memiliki nilai lebih kecil dibandingkan dengan harga satuan pekerjaan AHSP SNI 2016. Setelah melakukan pengamatan di lapangan dan menganalisa data maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sebagai penyempurnaan penelitian untuk menetapkan nilai koefisien satuan pekerjaan untuk item item pekerjaan yang sama dengan proyek yang berbeda. 2. Perlu dilakukan penyesuaian penggunaan nilai koefisien harga satuan pekerjaan yang tepat dalam menyusun rencana anggaran biaya sesuai dengan kondisi di lapangan. 3. Perlu dilakukan pengawasan yang ketat pada tenaga kerja saat jam kerja untuk mengurangi kegiatan non produktif seperti merokok atau istirahat saat jam kerja. 4. Perlu dilakukan update terhadap AHSP SNI 2016, karena dalam konstruksi sekarang pelaksana lebih banyak menggunakan metoda penggunaan bahan dan alat yang praktis dibandingkan konvensional yang tercantum pada AHSP SNI 2016. DAFTAR PUSTAKA Luthan, Putri Lynna dan Manajemen Konstruksi dengan Aplikasi Microsoft Offset. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 28/Prt/M/2016 Tentang Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum. Rahman, Fahmi. 2018. Analisis Harga Satuan Pekerjaan Beton Bertulang pada pondasi berdasarkan analisa pada proyek dan Permen PUPR menggunakan software Microsoft project. Medan Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sumatera Utara. Soeharto, Iman. 1989. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta Erlangga Sukamto, AuliaQur’anna. 2014. Analisa Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan Beton Bertulang Berdasarkan SNI dan Software Ms. Project. Malang Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Brawijaya. Wuryanti, Wahyu. 2010. Standardisasi Pedoman Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung. Banjarmasin Prosiding PPI Standarisasi. Yunita, A. M. 2013. Analisa Indeks Biaya untuk Pekerjaan Beton Bertulang dengan Menggunakan Metode SNI 7394-2008 dan Lapangan Studi Kasus pada Proyek Pembangunan Asrama STIKES CHMK Tahap III.Kupang Universitas Nusa Cendana. ... Harga satuan pekerjaan menjadi yang dijabarkan dalam perkalian dengan harga bahan bangunan, upah pekerja dan harga sewa alat atau beli untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan tersebut [10]. ... Nicco PlamoniaMuhammad Rizki EfendiAzaria AndreasThis paper compares the energy efficiency of Solar Water Heater SWH and Electric Water Heater EWH in a household scale using Life Cycle Cost LCC. The study aims to evaluate the economic viability and environmental impact of both systems. The research methodology includes data collection, analysis, and comparison of the two systems using LCC. The results show that SWH is more cost-effective and environmentally friendly than EWH, as it has a lower LCC and emits fewer greenhouse gases. The findings suggest that SWH is a better option for households looking for a sustainable and efficient water heating system. The paper concludes by highlighting the importance of considering the LCC and environmental impact when making energy-related decisions.... Untuk itu diperlukan pedoman dasar perhitungan harga satuan yaitu analisa biaya dalam proyek konstruksi yang sering disebut dengan Analisa Harga Satuan Pekerjaan AHSP [14] [15]. ...Delvina LuoJody Martin GintingAmanatullah SavitriIn the construction project, construction management is needed in order to get results that are in accordance with the objectives of the development. One of the elements of project management is cost management. Poor cost management can lead to cost overruns or over budgets to the detriment of project owners and contractors. One of the methods that can be used in preparing the project cost budget is the SNI calculation and the contractor's calculation. The purpose of this study was to determine the comparison of the budget plan using the SNI method and the contractor's calculation. The research was conducted by collecting data on the Central Raya Tiban housing development project. Furthermore, an analysis using the SNI and contractor is carried out and compares the results of the calculations of the two methods. The results of the study obtained that the estimated cost budget plan from the calculation of the contractor was Rp. 283,827,332, while the results with the SNI were Rp. 330,333,371. From these data, it can be seen that the contractor's calculation is more optimal when compared to the calculation of SNI with a difference of Rp. 46,506,039 or of the total value of the estimated cost budget based on the SNI calculation method. This can be used as a reference in preparing a cost budget in order to reduce development or project costs so that they become optimal and in accordance with the wishes of the project has not been able to resolve any references for this publication.

KatalogHarga Promo pun kerap menyiapkan info Terhangat terkait dengan beragam Katalog Promo Terbaru, Promo JSM Terbaru, Harga Sepeda Motor Terbaru, Harga Tiket, Harga Hp Terbaru, Analisa Harga Satuan Pekerjaan Cat Kansteen, maupun Daftar Harga Terupdate dan Terlengkap Lainnya. Pada postingan ini tentunya terdapat beberapa artikel yang
ο»Ώ- PEKERJAAN BETON - Membuat 1 M3 beton mutu f’c 7,4 MPa K 100, slump 12 Β± 2 cm, w/c = 0,87 - Membuat 1 M3 beton mutu f’c 9,8 MPa K 125, slump 12 Β± 2 cm, w/c = 0,78 - Membuat 1 M3 beton mutu f’c = 12,2 MPa K 150, slump 12 Β± 2 cm, w/c = 0,72 - Membuat 1 M3 lantai kerja beton mutu f’c = 7,4 MPa K 100, slump 3-6 cm, w/c = 0,87 - Membuat 1 M3 beton mutu f’c = 14,5 Mpa K175, slump 12 Β± 2 cm, w/c = 0,66 - Membuat 1 M3 beton mutu f’c = 16,9 MPa K 200, slump 12 Β± 2 cm, w/c = 0,61 - Membuat 1 M3 beton mutu f’c = 19,3 MPa K 225, slump 12 Β± 2 cm, w/c = 0,58 - Membuat 1 M3 beton mutu f’c = 21,7 MPa K 250, slump 12 Β± 2 cm, w/c = 0,56 - Membuat 1 M3 beton mutu f’c = 24,0 MPa K 275, slump 12 Β± 2 cm, w/c = 0,53 - Membuat 1 M3 beton mutu f’c = 26,4 MPa K 300, slump 12 Β±2 cm, w/c = 0,52 - Membuat 1 M3 beton mutu f’c = 28,8 MPa K 325, slump 12 Β± 2 cm, w/c = 0,49 - Membuat 1 M3 beton mutu f’c = 31,2 MPa K 350, slump 12 Β± 2 cm, w/c = 0,48 - Pembesian 1 Kg dengan besi polos - Pembesian 1 Kg dengan besi ulir - Pemasangan 10 Kg kabel presstressed polos/strands - Pemasangan 10 Kg jaring kawat baja wiremesh - Pemasangan 1 M2 bekisting untuk pondasi - Pemasangan 1 M2 bekisting untuk sloof - Pemasangan 1 M2 bekisting untuk kolom - Pemasangan 1 M2 bekisting untuk balok - Pemasangan 1 M2 bekisting untuk lantai - Pemasangan 1 M2 bekisting untuk dinding - Pemasangan 1 M2 bekisting untuk tangga - Pemasangan 1 M2 jembatan untuk pengecoran beton - Membuat 1 M3 pondasi beton bertulang 150 Kg besi + bekisting - Membuat 1 M3 sloof beton bertulang 200 Kg besi + bekisting - Membuat 1 M3 kolom beton bertulang 300 Kg besi + bekisting - Membuat 1 M3 balok beton bertulang 200 Kg besi + bekisting - Membuat 1 M3 kolom beton bertulang 150 Kg besi + bekisting - Membuat 1 M3 dinding beton bertulang 150 Kg besi + bekisting - Pembuatan 1 M3 dinding beton bertulang 200 Kg besi - Membuat 1 M’ kolom praktis beton bertulang 11 x 11 cm - Membuat 1 M’ ring balok beton bertulang 10 x 15 cm
2019(3) Maret (2) Februari (1) 2015 (10) Februari (10) Tips Membangun Rumah dengan Biaya Hemat; Faktor air semen dalam Pembuatan Beton; Analisa Pekerjaan Pasangan Batu kali 1:5 untuk acu IKATAN QUANTITY SURVEYOR INDONESIA; Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk membangun
Kontraktor wajib mengetahui rumus campuran beton yang tepat sebelum mulai membangun pondasi bangunannya. Beton yang kuat terbuat dari bahan-bahan dengan rasio yang tepat, alias tidak lebih dan tidak kurang. Salah menakarnya bisa berakibat konstruksi beton yang kurang kuat, bahkan bisa mempengaruhi struktur bangunannya. Beton adalah bahan utama dalam pembuatan pondasi bangunan, yang nantinya akan membuat bangunan tersebut kokoh dan tidak mudah runtuh. Pondasi rumah idaman bagi banyak orang tentunya tidak hanya kuat, tapi juga tahan lama hingga beberapa tahun. Agar bisa membuat pondasi yang kuat, mereka harus memperhatikan rasio material bangunan yang digunakan untuk membuat beton. Rumus Campuran Beton yang Umum Digunakan Campuran beton terbuat dari material semen, pasir, dan batu kerikil yang kemudian dicampur dengan air. Rumus campuran beton ini sebenarnya ditentukan dari jenis konstruksi dan rancangan bangunannya, tapi ada tiga rasio yang umum digunakan oleh kontraktor. Rasio atau perbandingan campuran material yang tepat akan mampu menahan tekanan bangunan yang semakin kuat. Ketiga rasio beton tersebut adalah 123, K-225, dan K-300 memiliki ketahanan yang sama tapi berbeda dalam pengukurannya. Bagaimana cara menghitungnya? 1. Rasio Beton 123 Ini adalah rumus campuran beton yang sederhana dan sering ditemukan dalam tips membangun bangunan. Perbandingannya adalah 1 bagian semen, 2 bagian pasir, dan 3 bagian kerikil. Untuk mencampurkannya, dibutuhkanlah air sebanyak 0,5 bagian. Total semua perbandingan tersebut adalah 6,5, karena harus menghitung rasio airnya juga. Rumus mengukur massa masing-masing material juga mudah, yaitu rasio dibagi total perbandingan, kemudian dikalikan dengan berat jenis beton yang dibutuhkan. Berat material ini digunakan untuk membuat 1 meter kubik m3 beton. Misalnya, kita membutuhkan beton dengan berat jenis yang umum digunakan, yaitu kg/m3. Jadi, massa masing-masing material yang dibutuhkan untuk membuat campuran beton yang kokoh adalah Semen 1/6,5 x 2500 kg=384,61 kg Pasir 2/6,5 x 2500 kg =769,23 kg Kerikil 3/6,5 x 2500 kg = kg Air 0,5/6,5 x 2500 kg =192,30 kg Hasil penghitungan berat masing-masing material itulah yang bisa digunakan untuk membuat campuran beton yang sesuai dengan berat jenis yang diinginkan. Baca juga Cara Menghitung Cor Beton Per M3 Agar Sesuai Kebutuhan 2. Rasio Beton K-225 Rasio K-225 juga dianggap sebagai jenis yang sering dipilih untuk membuat campuran beton. Dinamakan K-225, karena beton ini bisa menahan tekanan sebesar 225 kg/m2. Rumus campuran beton K-225 sering digunakan untuk mendirikan pondasi bangunan bertingkat karena ketahanannya itu. Seperti yang disebutkan, kualitas ketahanan beton K-225 juga hampir sama dengan rasio beton 123 di atas. Rasio yang digunakan juga tidak jauh berbeda, karena berat jenis beton K-225 adalah kg per meter kubik. Inilah berat masing-masing material semen, pasir, dan kerikil untuk membuat beton K-225 seukuran kg Pasir 371 kg Semen 698 kg Kerikil kg Air 209 kg Baca Juga Jenis Jenis Beton dan Kegunaannya 3. Campuran Mutu Beton K-300 Apa sebenarnya yang dimaksud dengan mutu beton K-300? Campuran beton ini memiliki tekanan sekuat 300 kilogram/m2. Dengan demikian, ini berarti rumus campuran beton yang digunakan akan cukup berbeda dari sebelumnya, dan lebih rumit lagi karena membutuhkan ketelitian yang lebih tinggi. Secara singkat, SNI sudah mengeluarkan kebutuhan komposisi beton berdasarkan mutunya, di mana untuk beton mutu K-300 adalah sebagai berikut K-300 26,4 Mpa = Semen 413 kg Pasir 681 kg Kerikil kg Berdasarkan pedoman ini, SNI menganjurkan komposisi air sebanyak 215 liter untuk bisa membuat campuran yang bermutu "beton K-300". Baca juga Tabel Mutu Beton yang Harus Dipahami oleh Kontraktor Nah, apabila Anda yang ingin mengkonversikan komposisi campuran beton tersebut menjadi satuan ember, maka Anda perlu menghitung kebutuhan masing-masing material dengan mengetahui berat jenisnya. Cukup sulit untuk mengetahuinya tanpa ada data akurat dari laboratorium, namun Anda dapat menggunakan tetapan sebagai berikut Semen = kg/m3 Pasir = kg/m3 Kerikil = kg/m3 Selanjutnya, Anda tinggal membagi komposisi campuran beton dengan berat jenis masing-masing material untuk bisa mendapatkan rasio satuan ember. Berikut ini perhitungannya Semen = 413/1250 = 0,3304 Pasir = 681/1400 = 0,4864 Kerikil = 1021/1350 = 0,7563 Maka, Semen Pasir Kerikil = 0,3304 0,4864 0,7563 Semen Pasir Kerikil = 1 1,47 2,29 Untuk itu, Anda perlu mencampurkan 1 ember semen, 1,47 ember pasir bisa dibulatkan ke atas menjadi 1,5 ember, 2,29 ember kerikil bisa dibulatkan ke atas menjadi 2,3 ember, dan 215 liter air. Ada juga cara lain yang lebih cepat dalam membuat beton untuk pondasi bangunan, yaitu menggunakan decon beton instan. Penggunaannya pun mudah, material tersebut hanya cukup diaduk dengan air untuk menghasilkan campuran beton yang kuat. Campuran ini pun bisa langsung dipakai untuk membangun pondasi rumah, jadi tidak butuh waktu lama untuk memasangnya. Baca juga Pembuatan Konstruksi Tandon Air dari Beton Jadi, Anda sudah paham dengan rumus campuran beton di atas? Atau ingin menggunakan beton instan sehingga menghemat waktu pembangunan rumah? Apabila memilih pilihan kedua, langsung saja beli produk Decon Beton Instan hanya di Klopmart, e-commerce bangunan terlengkap. KonversiK 225 ke Standar Mutu Beton fc = 19.3 Mpa. Campuran Beton K 225 Per 1 M3 Kubik. Berikut ini Analisa Komposisi Beton K 225 Sesuai Standar SNI DT 91-0008-2007. KETERANGAN KOMPOSISI; SEMEN: 371 KG: PASIR: Demikianlah artikel kami ini tentang Analisa campuran beton ready mix K225 berdasarkan SNI, Home & Living Blog single post caption 1 Di artikel kali ini, kami akan membahas analisa beton K 175 dan cara menghitungnya. Beton dengan mutu K 175 merupakan salah satu jenis beton standar yang digunakan di Indonesia. Beton K 175 biasanya digunakan sebagai fondasi dari bangunan, misalnya untuk perumahan, gudang, dan pagar beton. Beton jenis ini juga dinilai mampu menahan beban hingga sebesar Mpa yang berarti beton ini cukup kuat untuk menahan bangunan bertingkat. Untuk yang ingin tahu lebih banyak tentang analisa beton K 175 dan cara membuatnya, simak penjelasannya di bawah ini. Apa Saja Keunggulan Beton K 175? Sebelum Anda mempelajari cara membuat beton K 175, mari analisa terlebih dahulu keunggulan beton jenis ini. 1. Cocok Untuk Menjadi Fondasi Bangunan Karena kekuatannya untuk menopang beban hingga sebesar Mpa atau setara dengan 2,000 kg per cm2. Dengan kekuatan tersebut, beton ini bisa menopang bangunan besar sekalipun di atasnya. 2. Keamanan Terjamin Beton K 175 juga sudah teruji keamanannya secara teknis dan sudah sesuai dengan standar SNI. Seperti yang termuat dalam SNI DT-91-0008-2017 tentang tata cara perhitungan satuan oleh Departemen Pekerjaan Umum. 3. Tahan Terhadap Segala Kondisi Dengan kondisi geografi yang begitu beragam di Indonesia, beton ini cocok sekali digunakan. Beton K 175 dinilai mampu bertahan di segala kondisi, mulai dari cuaca ekstrem, tanah yang tidak rata, ataupun gempa sekalipun. 4. Fleksibel Teknik pembangunan fondasi memiliki banyak sekali jenis, seperti beton bertulang, jaring laba-laba, cakar ayam, dan masih banyak lagi. Dan beton yang satu ini bisa diaplikasikan terhadap teknik-teknik tersebut, sehingga akan mempermudah pembangunan konstruksi yang sedang dikerjakan. Baca Juga 10 Jenis Pondasi Rumah Populer yang Aman Digunakan Bagaiama Cara Membuat Beton K 175? Terdapat dua istilah mutu beton yang berlaku di Indonesia, yaitu mutu beton K dan Fc. Kali ini kita akan fokus pada mutu K saja di mana standar mutu beton K memiliki satuan kg/cm2 mengacu kepada Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 Mari kita lihat tabel kebutuhan komposisi beton menurut SNI sesuai dengan mutu K yang kita inginkan. Mutu Beton Semen kg Pasir kg Kerikil kg Air liter W/C ratio Mpa K 100 247 869 999 215 Mpa K 125 276 828 1012 215 Mpa K 150 299 799 1017 215 Mpa K 175 326 760 1029 215 Mpa K 200 352 731 1031 215 Mpa K 225 371 698 1047 215 Mpa K 250 384 692 1039 215 Mpa K 275 406 684 1026 215 Mpa K 300 413 681 1021 215 Mpa K 325 439 670 1006 215 Mpa K 350 448 667 1000 215 Jika Anda tidak bisa menimbang material pembuatan beton dengan pas, Anda juga bisa menggunakan adukan 1;2;3 untuk membuat beton K 175 atau 1 ember semen, 2 ember pasir, dan 3 ember kerikil. DENGAN CATATAN, ember yang digunakan harus berukuran sama, serta memakai air dengan kapasitas yang sama pula yaitu sebanyak volume ember. Untuk material pembuatan beton K 175, Anda bisa mendapatkan Decon Beton Instan dengan mudah di Klopmart. Tidak perlu mengantre, Anda bisa berbelanja kebutuhan konstruksi secara online dan barang yang dibeli akan langsung dikirimkan ke lokasi yang ditentukan. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi website resmi Klopmart. Semoga artikel tentang analisa beton K 175 dan cara menghitungnya ini dapat membantu. Atap & Lantai Mana yang Lebih Baik Paving Block vs Cor? Ini Penjelasannya Selengkapnya Cat dan Kimia Apa Itu Wall Cladding? Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Harganya Selengkapnya Konstruksi Simak 10 Tips Bangun Rumah Hemat Biaya Selengkapnya . 85 382 338 125 181 498 385 231

analisa pekerjaan beton 1 2 3